Google Maps dan aplikasi sejenisnya adalah salah satu keajaiban abad ini. Aplikasi ini sebenarnya adalah sebuah peta. Tapi peta bukan sembarang peta. Karena Google Maps merupakan Peta tercanggih yang pernah diciptakan peradaban manusia.
Berikut adalah keunggulan yang dimiliki oleh Google Maps:
1. Gratis
Peta pada umumnya harus dibeli, baik berupa lembaran, buku atau pun dalam bentuk globe. Tetapi Google Maps ini gratis, otomatis tersemat di HP kita. Tidak perlu beli atau download, bahkan tidak perlu registrasi apalagi untuk login. Seolah disediakan oleh alam atau Tuhan buat umat manusia. Mirip udara, air dan tanah. Padahal Google Maps ini barang produksi sebuah industri.
2. Compact
Biasanya bentuk sebuah peta itukan seharusnya berupa lembaran lebar. Minimal bisa menutupi dinding. Ternyata Google Maps itu cuma sekecil HP doang.
Tidak terbayang jika kita naik motor harus membawa peta berupa lembaran kertas. Kalau mau akan melihat peta, harus minggir dahulu mencari tanah kosong untuk menggelar lembaran peta.
Tapi dengan kondisi sekarang abang-abang gojek hari ini bisa sambil naik motor mengikutin peta di HP.
3. Lengkap
Peta berupa lembaran atau buku atlas itu terbatas sekali. Misalnya beli buku atlas Nusantara, isinya hanya peta beberapa provinsi di Indonesia.
Peta negara lain mungkin ada, tapi tidak detail. Hanya sekilas saja. Kalau mau uang detail, jangan beli atlas Nusantara, tapi beli peta negara yang dimaksud.
Butuh tahu peta 10 negara, ya beli sepuluh peta yang berbeda.
Bagaimana dengan Goggle Maps?
Peta wilayah manapun ada. Mau peta terkait pondok Hasan Jufri di dusun Lebak kecamatan Sangkapura di pulau terpencil Bawean, atau Madrasah Nurul Huda di dusun Pokoh Banyurejo kecamatan Tempat kabupaten Sleman Porvinsi DIY, semua ada.
Apalagi cuma detail kota London, New York, Istambul, Cairo, Singapura hingga Singaparna, semua ada.
Uniknya, keberadaannya itu bukan bersifat global, tapi sangat detail, sedetail-detailnya, sampai gang-gang tikusnya pun ada juga.
Jadi Google Maps itu adalah peta yang isinya lengkap selengkap-lengkapnya. Cuma peta akhirat saja yang belum ada.
4. Interaktif
Inilah yang membedakan konsep peta cetakan di kertas dengan peta di HP, yaitu sifatnya interaktif.
Peta di Google Maps ini dibundling dengan Global Positioning Sustem (GPS). Sehingga peta ini bisa menampilkan posisi kita ada dimana.
Ketika kita bergerak pindah posisi maka lokasi kita di peta pun ikut berubah. Uniknya interaktifnya itu real time. Sehingga juga bisa mengukur kecepatan kita per kilometer.
Dan ini yang ajaibnya, interaksi sekian banyak pengguna HP di jalan, dibandingkan dengan kecepatannya, akan memunculkan warna berbeda, ada biru ada merah ada oranye dan lainnya.
Warna merah menunjukka kepadatan yang tinggi di ruas jalan itu dan itu berarti . . . kemacetan. Waw, its a miracle. Smart very smart.
5. Mengukur Jarak Dengan Real Time
Ini juga fungsi yang sudah jauh lebih maju. Bukan hanya menampilkan peta statis atas dimana lokasi kita, atau ada kemacetan dimana, tapi peta ajaib ini bisa menghitung rute perjalanan mana yang bis jadi alternatif yang kita pilih.
Misalnya saya dari rumah di Jakarta, ingin pulkam ke Pokoh. Tinggal klik saja satu titik di dusun Pokoh, lalu saat ini juga di layar HP saya terhidang beberapa jalur rute yang bisa saya pilih.
Masing-masing pilihan itu lengkap dengan perkiraan jarak dan lama waktu tempuhnya bahkan jam berapa kita akan tiba disana.
6. Menyimpan Alamat
Parah sekali kalau yang ini. Bagaimana tidak? Kita bisa menyimpan jutaan alamat pakai Google Maps ini. Tidak perlu cari-cari alamat dan dibikin bingung karena nomor rumah di sepanjang jalan kok tidak urut.
Ini kan salah satu keajaiban nomor rumah di Jakarta. Habis nomor 53 terus 58, 107, 13, 9, 10, 11 dan terakhir 128.
Waw keren banget sistem penomoran rumah di satu ruas jalan di Jakarta. Sisi scuritas nya sudah sangat save untuk tidak bisa ditemukan. Hehe
Pakai Google Maps, kita tidak usah ngeributin alamatnya RT dan RW berapa atau rumah nomor berapa. Itu sudah kuno dan jadul. Langsung saja kita tetapkan satu titik di Google Maps.
Dan uniknya antar sesama pengguna, kalau mau kita juga bisa saling bertukar alamat dengan seluruh pengguna lainnya sedunia.
Di Mekkah saya bisa janjian dengan teman di suatu titik lokasi dengan saling kirim lokasi alias share location.
7. Google Street
Sebenarnya menu ini rada kurang kerjaan menurut saya pada awalnya. Ngapain mobil Google itu motretin semua jalanan sampai blusukan ke gang-gang sempit.
Tapi rupanya lama-lama kok saya jadi senang juga. Misalnya saat pandemi kayak gini kok nggak bisa pulang kampung dan rindu suasana jalanan disana, ya buka saja menu Google Street.
Tiba-tiba kita kayak lagi di jalanan di kampung kita sendiri. Apalagi view-nya bisa diputar 360 derajat, membuat kita merasa ada disana betulan.
Saya belum coba pakai kacamata 3D. Mungkin sensasinya jadi beda. Memang sih masih berupa gambar sratis. Tapi kalau nanti ke depan bisa dibikin berupa kamera yang sifatnya real time dan 360 derajat dengan kualitas 4 K, wah selesai sudah.
Kita bisa merasakan sensasi jalan-jalan di tengah Khan Khalili samping Masjid Al-Husein Cairo, atau di Lapangan Tiananmen, Kolasium di Roma, atau berperahu di jalan-jalan kota Venesia. Bisa tengak-tengok ke arah mana saja.
8. Mode Suara
Fasilitas inilah yang paling digemari emak-emak yang buta peta, yang di otaknya memang tidak ada slot memory untuk memahami konsep sebuah peta.
Buat mereka, peta itu bukan dibaca tapi didengarkan. Aneh bin ajaib. Bukan membaca tapi mendengarkan peta.
"300 ratus meter lagi, belok kiri dan tetap di kiri".
Suaranya bisa diatur apa suara laki atau perempuan. Bahkan pakai mode bahasa, saya suka iseng menggantinya pakai bahasa Arab, kadang China, Inggris. Tapi cari bahasa Betawi kok belum ada.