Dalam membuat sebuah karya ilmiah atau karil, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal ini dilakukan agar karya ilmiah yang dibuat lebih mudah dibuat, adapun hal yang harus diperhatikan adalah: Pemilihan topik, Pembuatan Latar belakang permasalahan, Perumusan masalah, Kajian Pustaka, pembahasan, Penutup dan Abstrak
Pemilihan topik/tema:
Untuk memilih dan menemukan topik, bisa dilakukan dengan mempertimbangkan hal berikut:
1. pengalaman pribadi dan kehidupan sehari-hari
2. media massa
3. kebutuhan memecahkan masalah
Untuk memilih dan menemukan topik, bisa dilakukan dengan mempertimbangkan hal berikut:
1. pengalaman pribadi dan kehidupan sehari-hari
2. media massa
3. kebutuhan memecahkan masalah
Pembuatan latar belakang permasalahan
Latar belakang masalah menyajikan gambaran yang dapat menjelaskan mengapa kita melakukan peneltian atau mengupas tentang suatu fenomena. Biasanya diuraikan dalaam bentuk deduksi, yaitu dimulai dengan hal yang umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Ada dua model yang dapat digunakan di dalam membuat latar belakang masalah, yaitu :
Latar belakang masalah menyajikan gambaran yang dapat menjelaskan mengapa kita melakukan peneltian atau mengupas tentang suatu fenomena. Biasanya diuraikan dalaam bentuk deduksi, yaitu dimulai dengan hal yang umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Ada dua model yang dapat digunakan di dalam membuat latar belakang masalah, yaitu :
1. menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal; Contoh: jika ingin menggambarkan tentang kondisi kartu sehat di Indonesia, maka dapat digambarkan tentang kondisi nyata masyarakat miskin di Indonesia yang semakin meningkat dan adanya ketimpangan pelayanan antara masyarakat miskin dan yang kaya ketika meminta pelayanan kesehatan. Uraian ini kemudian dibandingkan dengan norma atau aturan yang berlaku umum, yaitu hak warga negara untuk memperoleh pelayanan kesehatan tanpa pandang bulu, serta kebijakan pemerintah di bidang kesehatan.
2. menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi obbjektif tanpa membandingkannya dengan kondisi normatif. Misalnya masih tentang kondisi kartu sehat di Indonesia, kita hanya mennggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci. Misalnya jumlah orang miskin yang semakin meningkat, serta pelayanan yang buruk dalam bidang kesehatan, tanpa membandingkannya dengan norma atau aturan yang berlaku umum, yaitu hak warga negara untuk memperoleh pelayanan kesehatan tanpa pandang bulu, serta kebijakan pemerintah di bidang kesehatan.
Pada bagian ini, kita dapat memberikan gambaran kondisi objektif dengan menggunakan alat bantu 5W dan 1H, yaitu:
What; yaitu: apa yang sedang terjadi
Who; siapa yang mengalaminya
When; kapan terjadinya
Where; dimana terjadinya
How: Bagaimana terjadinya
Kelima alat bantu tersebut kita susun sebagai satu rangkaian cerita yang tidak terpisah
Perumusan Masalah:
Pada dasarnya, perumusan masalah merupakan penggambaran yang tidak terpisahkan dari paparan yang ada pada latar belakang permasalahan. Dalam bagian ini permasalahan sudah lebih terfokus. Biasanya pada bagian akhir dimunculkan dalam bentuk kalimat tanya. Contoh tentang kartu sehat tadi, di bagian ini digambarkan tentang keluhan masyarakat ketika mereka memanfaatkan kartu sehat. Bagian ini diakhiri dengan pertanyaan “bagaimana pemanfaatan kartu sehat di puskesmas A?
Kajian pustaka
Kajian pustaka merupakan proses kajian terhadap teori atau hasil studi terdahulu. Topiknya difokuskan pada konsep utama yang kita gunakan. Kembali ke contoh kartu sehat maka, fokus kajian pustaka pada teori atau hasil terdahulu tentang kebijakan di bidang kesehatan dan pelayanan puskesmas.
Hasil dari kajian ini adalah formulasi dari konsep yang digunakan, dan teori apa yang tepat digunakan untuk menganalis fenomena yang kita angkat. Teori dan konsep utama inilah yang nantinya menjadi landasan berpikir kita dalam menganalisa permasalahan kita.
Pembahasan
Bagian ini merupakan inti dari sebuah artikel atau makalah ilmiah. Apa yang kita tuangkan dalam bagian ini tentunya tidak terlepas dari rumusan masalah yang sudah kita buat. Lalu apa bedanya dengan rumusan masalah yang ada? Dalam bagian pembahasan, kita mulai menggunakan teori, atau kajian pustaka yang sudah kita buat untuk mengupas permasalahan yang ada. Komponen ini yang sering kali terlupakan, karena kita asik dengan hanya menampilkan hasil temuan (data). Materi pembahasan bisa bersumber dari hasil penelitian, merujuk pada pemikiran dari ahli di bidangnya, atau juga hasil pemikiran kita sendiri yang didasarkan pada teori yang ada. Tentunya keberadaan data empirik akan bermanfaat untuk mendukung argumentasi yang kita berikan. Data emiprik bisa kita dapatkan dari data sekunder (hasil yang sudah diolah oleh orang lain) misalnya data dari Biro Pusat Statistik (BPS) maupun data primer (hasil pengamatan langsung).
Penutup
Bagian ini biasanya berisi tentang simpulan dan saran.
2. menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi obbjektif tanpa membandingkannya dengan kondisi normatif. Misalnya masih tentang kondisi kartu sehat di Indonesia, kita hanya mennggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci. Misalnya jumlah orang miskin yang semakin meningkat, serta pelayanan yang buruk dalam bidang kesehatan, tanpa membandingkannya dengan norma atau aturan yang berlaku umum, yaitu hak warga negara untuk memperoleh pelayanan kesehatan tanpa pandang bulu, serta kebijakan pemerintah di bidang kesehatan.
Pada bagian ini, kita dapat memberikan gambaran kondisi objektif dengan menggunakan alat bantu 5W dan 1H, yaitu:
What; yaitu: apa yang sedang terjadi
Who; siapa yang mengalaminya
When; kapan terjadinya
Where; dimana terjadinya
How: Bagaimana terjadinya
Kelima alat bantu tersebut kita susun sebagai satu rangkaian cerita yang tidak terpisah
Perumusan Masalah:
Pada dasarnya, perumusan masalah merupakan penggambaran yang tidak terpisahkan dari paparan yang ada pada latar belakang permasalahan. Dalam bagian ini permasalahan sudah lebih terfokus. Biasanya pada bagian akhir dimunculkan dalam bentuk kalimat tanya. Contoh tentang kartu sehat tadi, di bagian ini digambarkan tentang keluhan masyarakat ketika mereka memanfaatkan kartu sehat. Bagian ini diakhiri dengan pertanyaan “bagaimana pemanfaatan kartu sehat di puskesmas A?
Kajian pustaka
Kajian pustaka merupakan proses kajian terhadap teori atau hasil studi terdahulu. Topiknya difokuskan pada konsep utama yang kita gunakan. Kembali ke contoh kartu sehat maka, fokus kajian pustaka pada teori atau hasil terdahulu tentang kebijakan di bidang kesehatan dan pelayanan puskesmas.
Hasil dari kajian ini adalah formulasi dari konsep yang digunakan, dan teori apa yang tepat digunakan untuk menganalis fenomena yang kita angkat. Teori dan konsep utama inilah yang nantinya menjadi landasan berpikir kita dalam menganalisa permasalahan kita.
Pembahasan
Bagian ini merupakan inti dari sebuah artikel atau makalah ilmiah. Apa yang kita tuangkan dalam bagian ini tentunya tidak terlepas dari rumusan masalah yang sudah kita buat. Lalu apa bedanya dengan rumusan masalah yang ada? Dalam bagian pembahasan, kita mulai menggunakan teori, atau kajian pustaka yang sudah kita buat untuk mengupas permasalahan yang ada. Komponen ini yang sering kali terlupakan, karena kita asik dengan hanya menampilkan hasil temuan (data). Materi pembahasan bisa bersumber dari hasil penelitian, merujuk pada pemikiran dari ahli di bidangnya, atau juga hasil pemikiran kita sendiri yang didasarkan pada teori yang ada. Tentunya keberadaan data empirik akan bermanfaat untuk mendukung argumentasi yang kita berikan. Data emiprik bisa kita dapatkan dari data sekunder (hasil yang sudah diolah oleh orang lain) misalnya data dari Biro Pusat Statistik (BPS) maupun data primer (hasil pengamatan langsung).
Penutup
Bagian ini biasanya berisi tentang simpulan dan saran.
Simpulan
Apa sesungguhnya simpulan? Simpulan bukanlah ringkasan atau rangkuman. Rangkuman merupakan serangkaian kalimat yang dipersingkat dari aslinya. Rangkuman memiliki sifat netral dari peniliaian. Sedangkan, simpulan merupakan serangkaian kalimat yang menunjukkan intisari dari hasil analisa yang kita lakukan. Sifat dari sebuah simpulan didasarkan pada logika berpikir sehingga terbuka untuk diperdebatkan. Simpulan merupakan kebenaran ilmiah yang didasarkan pada asumsi teoritis, data empirik yang valid, serta kemampuan analisis.
Saran
Saran merupakan bagian yang berisi temuan jalan keluar dari suatu permasalahan. Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika memungkinkan jalan keluarnya juga disampaikan.
Abstrak
Dalam setiap penulisan makalah ilmiah, artikel ilmiah, maupun laporan penelitian, perlu dibuat abstrak penelitian.
Abstrak
Merupakan gambaran menyeluruh mengenai isi tulisan yang dibuat secara ringkas yang berfungsi memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi tulisan yang akan dibacanya. Umumnya abstrak terdiri dari 150 hingga 200 kata.
Paragraf pertama berisi nama penulis, judul tulisan, jumlah halaman, dan jumlah kepustakaan, yang dituliskan dalam satu rangkai kalimat.
Paragraf kedua berisi latar belakang mengapa tulisan tersebut menarik.
Paragraf ketiga berisi tujuan tulisan dibuat dan bagaimana metode penulisan.
Paragraf terakhir merupakan jawaban atas tujuan tulisan tersebut dibuat.
Apa sesungguhnya simpulan? Simpulan bukanlah ringkasan atau rangkuman. Rangkuman merupakan serangkaian kalimat yang dipersingkat dari aslinya. Rangkuman memiliki sifat netral dari peniliaian. Sedangkan, simpulan merupakan serangkaian kalimat yang menunjukkan intisari dari hasil analisa yang kita lakukan. Sifat dari sebuah simpulan didasarkan pada logika berpikir sehingga terbuka untuk diperdebatkan. Simpulan merupakan kebenaran ilmiah yang didasarkan pada asumsi teoritis, data empirik yang valid, serta kemampuan analisis.
Saran
Saran merupakan bagian yang berisi temuan jalan keluar dari suatu permasalahan. Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika memungkinkan jalan keluarnya juga disampaikan.
Abstrak
Dalam setiap penulisan makalah ilmiah, artikel ilmiah, maupun laporan penelitian, perlu dibuat abstrak penelitian.
Abstrak
Merupakan gambaran menyeluruh mengenai isi tulisan yang dibuat secara ringkas yang berfungsi memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi tulisan yang akan dibacanya. Umumnya abstrak terdiri dari 150 hingga 200 kata.
Paragraf pertama berisi nama penulis, judul tulisan, jumlah halaman, dan jumlah kepustakaan, yang dituliskan dalam satu rangkai kalimat.
Paragraf kedua berisi latar belakang mengapa tulisan tersebut menarik.
Paragraf ketiga berisi tujuan tulisan dibuat dan bagaimana metode penulisan.
Paragraf terakhir merupakan jawaban atas tujuan tulisan tersebut dibuat.