Modul 4 – Teknik Penulisan Persuasif
KB 1 – Dasar-dasar Penulisan Persuasif
Hubungan antara sebuah organisasi dan berbagai publiknya
merupakan proses social yang sangat dinamis. Sebagai proses social, dalam
dinamika hubungan yang berlangsung akan terjadi proses saling mempengaruhi.
Bagian humas dengan berbagai stafnya membantu organisasi dalam membujuk public
agar berpendapat atau mendukung keberadaan organisasi. Ini tentunya melalui
komunikasi persuasive yang efektif.
Persuasi sebenarnya bisa dimaknai sebagai kegiatan-kegiatan
untuk membujuk public agar berpandangan dan berperilaku mendukung organisasi.
Persuasi menggunakan kekuatan simbolis sebagai cara yang utama.
Ada
tiga strategi persuasi yang ditawarkan oleh DeFleur dan Ball-Rokeach, yakni
strategi persuasi dinamika psikis, strategi persuasi social budaya dan strategi
persuasi rekonstruksi makna. Sementara itu, menurut Petty & Cacioppo,
persuasi harus mempertimbangkan karakter orang yang akan dipersuasi (khalayak)
sehingga persuasi bisa dilakukan melalui rute pusat dan bisa juga melalui rute
pinggiran.
KB 2 – Penulisan Kertas Posisi
Salah satu bentuk tulisan persuasive yang harus ditulis oleh
seorang praktisi humas adalah menulis kertas posisi, yakni sebuah tulisan yang
berisi gambaran (deskripsi) serta penjelasan posisi organisasi dan alas an
(rationale) mengenai posisi yang diambil organisasi terhadap isu yang berkembang.
Tulisan ini biasanya dibuat untuk meyakinkan khalayak bahwa posisi yang diambil
organisasi atau perusahaan terhadap suatu isu (terutama isu kebijakan) layak
mereka dukung karena memiliki argumen-argumen yang cukup kuat.
Untuk menulis kertas posisi, diperlukan bukti-bukti
pendukung memadai yang dapat berupa pengetahuan factual, statistic, informed
opinion, pengakuan pribadi, dan kutipan berbagai peraturan atau dari pandangan
dalam agama.
Warna tulisan
kertas posisi biasanya quasi-formal, deteched, dan menggunakan gaya
reportorial. Sementara itu, pola argumentasi dapat menggunakan pola deduktif
atau pola induktif.
Modul 5 –
Penulisan Surat Pembaca dan Naskah Pidato
KB 1 – Penulisan
Surat Pembaca
Salah satu tugas
praktisi yang dijalankan oleh seorang humas organisasi adalah menanggapi
pemberitaan atau tulisan yang termuat di media massa, terutama media cetak. Tulisan
yang perlu ditanggapi bisa berupa berita, ulasan, pendapat, kolom, atau keluhan
yang disampaikan publik terhadap organisasi yang biasanya termuat dalam rubrik
surat pembaca. Tanggapan ini perlu dibuat agar pemberitaan di media massa tidak
merugikan nama baik organisasi.
Tanggapan
terhadap pemberitaan di media massa ini memiliki dasar moral dan hukum yang
sangat kuat. Secara moral, media massa perlu menjalankan prinsip cover both
side sehingga setiap orang yang mendapat pemberitaan berhak untuk menyampaikan
versi mereka sendiri. Disamping itu, surat pembaca juga dijamin oleh UU pokok
pers karena dalam UU ini diakui adanya hak jawab, yaitu suatu hak yang dimiliki
oleh siapapun yang merasa dirugikan oleh pemberitaan di media massa.
Sebenranya ada
berbagai jenis surat pembaca yang lazim ditulis oleh petugas humas, yakni surat
pembaca untuk mengkoreksi tulisan yang tidak akurat, surat pembaca untuk mengkritik
kesimpulan wartawan, surat pembaca untuk menanggapi surat pembaca yang berisi
keluhan oleh publik, dan surat pembaca untuk publisitas.
Apapun bentuk atau format surat pembaca yang ditulis, seorang praktisi
humas perlu selalu menunjukan profesionalismenya.
KB 2 – Penulisan Naskah Pidato
Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa seorang praktisi humas
harus mahir mempersiapkan pidato untuk pimpinan organisasi tempat dia bekerja.
Oleh karena itu, belajar menulis naskah pidato merupakan sebuah keharusan agar
seorang praktisi humas dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik.
Dalam menulis naskah pidato untuk pimpinan organisasi, ada
berbagai hal yang perlu dipertimbangkan, seperti topic yang akan ditulis,
khalayak yang akan mendengarkan, karakter pimpinan yang akan membawakan pidato,
tujuan yang ingin dicapai dari pidato yang akan disampaikan, gagasan atau poin
pokok yang akan disampaikan, pilihan kata yang akan digunakan agar sesuai
dengan karakter yang akan membawakan pidato, waktu dan tempat penyampaian
pidato, serta hubungan antara yang membawakan pidato dan khalayak yang
mendengarkan pidato.
Naskah pidato yang akan ditulis biasanya menggunakan
struktur sederhana yang terdiri atas pendahuluan, isi pidato, dan kesimpulan
atau penutup. Untuk memudahkan penulisan pidato, sebaiknya dibuat sebuah
kerangka sederhana yang dapat didiskusikan dengan pimpinan. Untuk menunjang
penulisan pidato, bahan-bahan pendukung, seperti statistic, kutipan, kasus
sejarah, ilustrasi hipotesis, dan anekdot perlu disiapkan. Bantuan alat visual juga perlu dipertimbangkan
untuk membantu efektivitas pesan pidato.
Modul 6 –
Teknik Pembuatan Pesan Melalui Media Cetak
KB 1 – Media Cetak Insidental : Brosur, Leaflet, dan Flyer
Salah satu cara
untuk menyampaikan informasi kepada publik potensial institusi dapat dilakukan
dengan membuat media publikasi. Salah satu bentuk media publikasi adalah
brosur, leaflet, dan flyer. Jenis-jenis media publikasi ini biasanya berbentuk
cetakan kertas dan dilipat dengan ukuran kertas standar (A3 atau A4) dan dengan
ukuran yang lebih kecil.
Sebagai bentuk publikasi, ketiga jenis media tersebut harus
dirancang untuk menarik khalayak, secara garis besar, terdapat dua hal yang
patut diperhatikan dalam merancang pesan melalui publikasi jenis ini. Dua hal tersebut
antara lain adalah desain grafis yang akan menekankan pembahasan pada rancangan
komposisi warna, layout, tipografi, dan desain produk yang mencerminkan isi
informasi yang disampaikan melalui publikasi ini.
Sebagai sebuah publikasi yang memiliki keterbatasan jumlah
ruang; desain isi yang singkat, padat, dan jelas merupakan perhatian utama dan
memadukannya dengan rancangan desain grafis yang telah dilakukan. Hukum dan
prinsip dasar desain grafis diantaranya adalah (i) hukum kesatuan (law of
unity); (ii) hukum keberagaman; (iii) hukum keseimbangan; (iv) hukum irama
(ritme); (v) hukum harmoni; (vi) hukum proporsi (law of proportion); (vii)
hukum skala’ dan (viii) hukum penekanan dapat dijadikan dasar pertimbangan
dalam merancang pesan melalui publikasi jenis ini.
KB 2 – Pemanfaatan Media Cetak Reguler : Newsletter,
Majalah, dan Surat Kabar Perusahaan
Newsletter menjadi salah satu alat yang paling umum
dipergunakan untuk publikasi karena murah dan mudah untuk dilakukan. Pada dasarnya, pesan melalui newsletter
hampir sama dengan pesan yang disampaikan melalui media cetak komersial
lainnya. Titik perbedaanya terletak pada segmen sasaran yang dituju. Hal dasar
yang hampir sama juga berlaku untuk rancangan pesan melalui jurnal internal.
Berdasarkan
terminologi tersebut, penulisan pesan melalui media internal dan newsletter
juga mempertimbangkan beberapa faktor, seperti syarat-syarat kelayakan sebuah
berita di antaranya significance (penting), magnitude (besar), timeliness
(waktu), proximity, prominance, dan human interest.
Selain itu,
penyusunan pesan melalui newsletter juga harus mempertimbangkan beberapa hal
lain, seperti pemahaman tentang jenis tulisan, nilai berita (news values),
bahasa jurnalistik (language of mass communications), kode etik jurnalistik, dan
pemahaman tentang pengelolaan media massa. Hal tersebut tidak terlepas dari
kesalahan bahwa mengelola newsletter dan jurnal internal hampir sama dengan
mengelola media massa komersial.
Dari sisi teknik
penulisan, praktisi humas dituntut mempunyai writing skil yang mumpuni dengan
didasarkan pada kemampuan untuk mengenali realitas; kemampuan mengumpulkan,
mengidentifikasi, dan mengkritik fakta; menguasai teknik peliputan; memahami
dan menguasai dasar dan ragam bahasa jurnalistik; serta mampu menuangkannya dalam
bentuk berita.
ConversionConversion EmoticonEmoticon