Analisa atau Pembagian
Dari praksis Analisa itu, tampak bahwa Analisa dilakukan atas aturan-aturan tertentu yang disebut "hukum Analisa", yaitu:
Klasifikasi atau Penggolongan
Dengan bahasan Analisa dan Klasifikasi tersebut, jelas bahwa keduanya merupakan pembagian atau penggolongan logis, bukan fisik, karena apabila keseluruhan dibagi-bagi maka bagian-bagiannya tetap mempunyai hubungan dengan keseluruhan. Misal, jika komputer dilepas-lepas ke bagian-bagiannya: hard disk, DVD room, motherboard, monitor, mouse dan keyboard, maka tidak bisa dikatakan sebagai hard disk adalah komputer atau keyboard adalah komputer.
Definisi atau Penjelasan
"Definisi realis" dirumuskan atas dasar realitas (sesungguhnya), yang terbagi 2 macam: Definisi esensial (hakikat atau esensi dari realitas), yang dibedakan menjadi 2: Definisi analitik (esensial fisik) dan Definisi konotatif (esensial metafisik); dan Definisi deskriptif (sifat yang melekat pada realitas), yang dibedakan menjadi 2: Definisi aksidental (sifat khusus dari realitas) dan Definisi kausal (sebab realitas terjadi) atau Definisi genetik.
"Definisi Praktis" dirumuskan atas dasar kegunaan atau tujuan, yang terbagi 3: Definisi operasional (menegaskan langkah-langkah tujuan dicapai), yang dibedakan menjadi 2: operasional kualitatif (isi dan kekuatan) dan operasional kuantitatif (banyak atau jumlah); Definisi fungsional (menunjukkan kegunaan atau tujuannya); dan Definisi persuasif (untuk mempengaruhi orang lain).
Definisi dilakukan harus didasarkan pada syarat-syaratnya atau hukum Definisi, yaitu:
Tentunya, Anda semua mengingat apa itu
Konsep yang bersifat universal. Dengan keuniversalan sebuah konsep, dalam
logika seseorang membutuhkan Analisa. Analisa merupakan "penguraian secara
jelas dan berbeda (clearly and distinctly) dari keseluruhan ke
bagian-bagian" (Bakry, 2012: 3.3). Dalam praktiknya, ada 2 Analisa:
"Analisa logis" dan "Analisa realis".
Analisa logis yang didasarkan pada
prinsip tertentu, yang terbagi menjadi 2: Analisa universal dan Analisa dikotomi.
Analisa universal dilakukan atas dasar prinsip pembagian dari genus ke spesies
atau prinsip deduktif (dari umum ke khusus) untuk konsep yang sederhana.
Analisa dikotomi dilakukan atas dasar prinsip eksklusi tertii (hanya ada term
positif dan term negatif) pada konsep yang sederhana atau kompleks. Analisa
dikotomi yang dilakukan pada prinsip pembagian genus ke spesies menghasilkan
analisa yang sederhana, lengkap, tegas dan pasti, yang disebut "sistem
Analisa".
Analisa realis yang didasarkan pada sifat
perwujudannya, yang terbagi menjadi 2: Analisa esensial dan Analisa aksidental.
Analisa esensial dilakukan dengan bagian dasar yang mewujudkannya. Analisa
aksidental dilakukan atas dasar sifat-sifat yang menyertai wujudnya.
Dari praksis Analisa itu, tampak bahwa Analisa dilakukan atas aturan-aturan tertentu yang disebut "hukum Analisa", yaitu:
1. Analisa harus dilakukan menurut asas
tunggal atau prinsip yang sama.
2. Analisa harus lengkap dan tuntas.
3. Analisa harus jelas terpisah
antar-bagiannya.
Analisa bersifat rasional dan deduktif.
Klasifikasi atau Penggolongan
Ketika seseorang berlogika, Analisa
merupakan penguraian, sedangkan Klasifikasi merupakan "pengelompokan
sistematis bagian-bagian yang terpisah atas dasar sifat, hubungan dan
peranannya ke dalam keseluruhan" (Bakry, 2012: 3.16). Klasifikasi bersifat
empiris dan induktif, yang tampak pada macam-macamnya, yaitu:
1. Klasifikasi kodrati. yang ditentukan
oleh susunan kodrati.
2. Klasifikasi buatan, yang ditentukan
oleh sesuatu maksud yang praktis.
3. Klasifikasi diagnostik, yang
ditentukan oleh gabungan tidak sepenuhnya kodrati dan tidak sepenuhnya buatan.
Klasifikasi dilakukan harus atas dasar
hukum-hukum Analisa, seperti di atas. Selain itu, "Sistem
Klasifikasi" dilakukan atas dasar Term predikabel, yaitu: genus
(jenis), spesies (golongan), diferensia (sifat pembeda), proprium
(sifat khusus) dan aksiden (sifat kebetulan).
Sistem klasifikasi ini ditemukan oleh
Porphyrios, yang dikenal "Pohon Porphyrios". Di dalam genus, ada
3 tingkatan: summa genus (genus tertinggi), subaltern genera
(genus perantara), dan proximum genus (genus terbawah). Juga, di dalam spesies,
ada 3 tingkatan: spesies tertinggi, spesies perantara dan spesies terbawah. Diferensia
dibagi 2: diferensia generik dan diferensia spesifik. Juga, proprium
dibagi 2: proprium generik dan proprium spesifik. Aksiden dibagi 2
macam: aksiden predikamental dan aksiden predikabel.
Dengan bahasan Analisa dan Klasifikasi tersebut, jelas bahwa keduanya merupakan pembagian atau penggolongan logis, bukan fisik, karena apabila keseluruhan dibagi-bagi maka bagian-bagiannya tetap mempunyai hubungan dengan keseluruhan. Misal, jika komputer dilepas-lepas ke bagian-bagiannya: hard disk, DVD room, motherboard, monitor, mouse dan keyboard, maka tidak bisa dikatakan sebagai hard disk adalah komputer atau keyboard adalah komputer.
Definisi atau Penjelasan
Setelah bisa mengungkapkan Konsep dengan
Analisa dan Klasifikasi, seseorang harus mampu mendefinisikannya. Definisi
merupakan "penentuan batas Konsep atau Pengertian secara singkat, tepat,
jelas, padat dan lengkap, sehingga diperoleh rumusan Term yang jelas dan
berbeda (clear and distinct)" atau "pernyataan yang berisi
penjelasan tentang pengertian suatu term" (Bakry, 2012: 3.34).
Sebab itu, Definisi terdiri dari 2 bagian: "definiendum" (term
yang dijelaskan) dan "definiens" (penjelasan pengertiannya).
Ada 3 macam Definisi: Definisi nominal,
Definisi realis dan Definisi praktis.
"Definisi nominal" dirumuskan
atas dasar kata-kata, yang terbagi 6 macam: Definisi sinonim (persamaan kata),
Definisi simbolik (persamaan kata berbentuk simbol), Definisi etimologi (asal
usul kata), Definisi stipulatif (kesepakatan bersama), dan Definisi denotatif
(menunjukkan) yang terbagi 2: Definisi ostensif (menunjuk langsung) dan
Definisi enumeratif (menunjuk secara terperinci dan lengkap).
"Definisi realis" dirumuskan atas dasar realitas (sesungguhnya), yang terbagi 2 macam: Definisi esensial (hakikat atau esensi dari realitas), yang dibedakan menjadi 2: Definisi analitik (esensial fisik) dan Definisi konotatif (esensial metafisik); dan Definisi deskriptif (sifat yang melekat pada realitas), yang dibedakan menjadi 2: Definisi aksidental (sifat khusus dari realitas) dan Definisi kausal (sebab realitas terjadi) atau Definisi genetik.
"Definisi Praktis" dirumuskan atas dasar kegunaan atau tujuan, yang terbagi 3: Definisi operasional (menegaskan langkah-langkah tujuan dicapai), yang dibedakan menjadi 2: operasional kualitatif (isi dan kekuatan) dan operasional kuantitatif (banyak atau jumlah); Definisi fungsional (menunjukkan kegunaan atau tujuannya); dan Definisi persuasif (untuk mempengaruhi orang lain).
Definisi dilakukan harus didasarkan pada syarat-syaratnya atau hukum Definisi, yaitu:
1. Definisi harus menyatakan ciri-ciri hakikat.
2. Definisi harus setara antara
definiendum dan definiens.
3. Definis harus menghindari definiendum
masuk ke dalam definiens.
4. Definisi harus dirumuskan secara
afirmatif (positif), tidak boleh negatif.
5. Definisi harus dinyatakan secara
singkat dan jelas, bukan rumusan kabur.
Dengan demikian, definisi merupakan
bagian dari ilmu pengetahuan yang ilmiah. Definisi harus mampu memperlihatkan
perbedaan antara konsep yang dijelaskan dengan konsep yang lainnya, sehingga
jelas batas ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Inilah penjelasan dari
Analisa, Klasifikasi dan Definisi untuk mengungkapkan Konsep secara logis.
ConversionConversion EmoticonEmoticon