Sebuah bacaan atau wacana disusun
berdasarkan kalimat-kalimat yang terwujud karena adanya kata-kata. Kalimat yang
digunakan dalam sebuah wacana yang baik adalah kalimat efektif. Sebuah kalimat
dikatakan efektif bila dia berterima. Artinya tidak ada keluhan, gangguan, atau
kebingungan orang yang mendengar atau yang membaca.
Kalimat efektif dapat ditandai oleh
beberapa ciri, yaitu:
(1) kelogisan
(2) kehematan
(3)
kesepadanan dan kesatuan
(4) kesejajaran bentuk
Perhatikan contoh ciri-ciri kallimat efektif berikut ini.
(4) kesejajaran bentuk
Perhatikan contoh ciri-ciri kallimat efektif berikut ini.
(1) Kesepadanan dan Kesatuan
Syarat sebuah kalimat adalah
keberadaan unsur subjek dan objek. Mari kita lihat contoh berikut ini.
1. Adikku yang sedang menyiram bunga di kebun belakang.
2.
Adikku sedang menyiram bunga di kebun belakang.
Sekalipun kalimat 1 kelihatan lebih panjang dibandingkan kalimat 2, tetapi kalimat 1 tidak dapat dikatakan kalimat karena hanya menduduki satu fungsi yakni subjek (tidak memiliki predikat). Berbeda dengan kalimat 2. Adikku (subjek), sedang menyiram (predikat), bunga (objek), di kebun belakang (keterangan tempat). Dari sini tampak adanya kesepadanan/kesatuan pada struktur (SPOK).
1. Bebek menggiring Pak Tani.
2.
Pak Tani menggiring bebek
Dilihat dari segi struktur kedua kalimat di atas benar yaitu berstuktur: subjek - predikat - objek (SPO). Namun kalimat 1 tidak dapat diterima nalar/tidak logis, maka kalimat 1 bukanlah kalimat efektif dan ini tidak bisa digunakan di dalam tulisan.
Dilihat dari segi struktur kedua kalimat di atas benar yaitu berstuktur: subjek - predikat - objek (SPO). Namun kalimat 1 tidak dapat diterima nalar/tidak logis, maka kalimat 1 bukanlah kalimat efektif dan ini tidak bisa digunakan di dalam tulisan.
(2)
Kehematan
Kehematan tidak hanya harus diterapkan di dalam kehidupan/keseharian tetapi juga di dalam menyusun kalimat.
1. Para hadirin yang duduk di belakang silakan maju ke depan.
2a.
Hadirin yang duduk di belakang silakan ke depan.
2b.
Hadirin yang duduk
di belakang silakan maju.
Pada kalimat 1 kata hadirin sudah menunjukkan jamak, dengan demikian tidak diperlukan lagi penanda jamak yaitu penggunaan kata para. Kemudian kata maju menunjukkan ke depan, dengan demikian kata ke depan tidak diperlukan.
(3) Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran atau paralelisme dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi yang sama dalam susunan serial.
1.
Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok, memasang
listrik, dan penataan taman.
2a.
Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok, pemasangan
listrik, dan penataan taman.
2b.
Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah mengecat tembok, memasang
listrik, dan menata taman.
Sampai di sini, saya yakin Anda dapat menunjukkan mana yang salah/tidak efektif dan mana yang efektif. Kita akhiri bahasan kita tentang kalimat efektif. Syarat-syarat atau kaidah penggunaan kalimat efektif ini harus diterapkan di dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Paragraf
Bila kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai penanda, paragraf yang memiliki syarat-syarat. Syarat paragraf yang baik harus memenuhi kriteria (a) kelengkapan, (b) kesatuan, dan (3) kepaduan.
(1) Kelengkapan
Paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang terdiri
atas satu ide pokok disertai kalimat-kalimat penjelas. Pengertian
tersebut sudah menyiratkan bahwa sebuah paragraf minimal terdiri atas dua
kalimat, kalimat inti dan kalimat penjelas. Jumlah kalimat penjelas bergantung
pada seberapa perlu ide pokok atau kalimat inti mendapatkan penjelasan.
(2) Kesatuan (kohesi)
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila semua
kalimat yang ada di dalamnya berfokus pada topik atau ide pokok paragraf. Semua
kalimat yang membangun paragraf itu saling berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya membentuk satu keutusan. Jika terdapat satu kalimat saja yang
menyimpang dari ide pokoknya, kesatuan paragraf itu akan menjadi rusak.
(Perhatikan contoh pada modul hal. 7.23).
(3) Kepaduan (koherensi)
Kepaduan dalam sebuah paragraf dititikberatkan pada
hubungan antarkalimat dalam membangun sebuah paragraf. Antara kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya terjalin dengan padu. Jika kesatuan berorientasi pada
ide pokok, kepaduan lebih berorientasi pada struktur dan sarana kebahasaannya.
Sarana kebahasaan tersebut adalah:
- repetisi atau pengulangan kata kunci
- kata ganti orang dan kata ganti tunjuk (dia, mereka, ini, itu, dll)
- kata transisi/konjungsi
- paralelisme
ConversionConversion EmoticonEmoticon