Membaca

8:18:00 am

MEMBACA
Sebagaimana menyimak, membaca juga merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.  Bila dalam menyimak kita membutuhkan indera pendengaran yang baik maka dalam membaca kita membutuhkan indera penglihatan yang baik.
Keterampilan membaca diklasifikasi menjadi membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat untuk memperoleh pemahaman terhadap teks bacaan secara tepat dan akurat. Tingkat pemahaman pada membaca intesif dikelompokkan ke dalam (1) membaca literal, (2) membaca interpretasi, (3) membaca kritis, dan (4) membaca kreatif.
(1)    Membaca literal merupakan kemampuan memahami yang paling sederhana atau paling dasar karena hanya memelukan sedikit kegiatan berpikir. Kemampuan ini merupakan kemampuan menemukan makna kata dan makna kalimat yang terdapat dalam konteks secara langsung . Dengan kata lain, pemahaman literal disebut juga pemahaman terhadap makna tersurat.
(2)    Membaca interpretasi  memerlukan keterampilan berpikir yang lebih tinggi di bandingkan tingkat pemahaman literal. Pembaca yang memiliki pemahaman interpretasi memiliki kemampuan mengidentifikasi gagasan dan makna yang tidak secara eksplisit dinyatakan dalam teks. Untuk dapat menemukan makna yang implisit (tersirat) ini, keterampilan berpikir pembaca meliputi kemampuan menggeneralisasi, menentukan hubungan sebab akibat, mengidentifikasi motif-motif, menemukan hubungan antarbagian teks, memprediksi kesimpulan, dan membuat perbandingan.
(3)    Membaca kritis adalah keterampilan membaca yang dimiliki oleh pembaca yang tidak hanya mampu memaknai bacaan secara literal dan menginterpretasikannya. Pembaca pada kategori ini juga mampu menilai apa yang dibacanya. Pembaca kritis mampu menilai secara kritis gagasan-gagasan yang disampaikan penulis dan juga kesahihan data yang tertuang dalam bacaan.
(4)    membaca kreatif merupakan keterampilan membaca yang berada pada tingkat paling tinggi. Di samping memiliki kemampuan membaca literal, interpretasi, dan  kemampuan  berpikir  kritis,   pembaca  kategori  ini  mampu  menerapkan menerapkan gagasan-gagasan yang terdapat pada teks atau bacaan_ke situasi baru; mengombinasikan gagasan yang dimiliki pembaca dengan gagasan dalam teks; dan mampu memperluas konsep-konsep yang terdapat dalam teks yang dibacanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembaca kreatif berusaha secara kreatif menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan gagasan-gagasan yang ada dalam teks.

Teknik Membaca Intensif
Untuk memperoleh kemampuan membaca intensif dapat digunakan teknik:
Ø   SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review). Tambulon menggunakan istilah dalam bahasa Indonesia yaitu  Surtabaku (Survey, Tanya, Baca, Katakan, dan Ulang).
Ø   KWLH (Know, Want, Learned, dan How)
Know adalah pengetahuan yang dimiliki dan sesuai dengan toipik yang dibaca (schemata).
Want adalah keinginan atau keperluan. Gagasan, topik, atau hal-hal apa yang diperlukan atau ingin diketahui.
Learn(ed)  adalah membaca dan memahami pembahasan sesuai dengan topik atau ide-ide yang diperlukan.
How adalah bagaimana pembaca mengontrol hasil baca. Apakah masih ada informasi tambahan yang diperlukan.
Ø   CATU (Cari, Tulis-kembali, dan Uji)
Teknik ini lebih cocok digunakan untuk membaca karya-karya ilmiah yang lebih pendek mengenai suatu topik tertentu, misalnya pada artikel-artikel ilmiah, bab-bab atau sub-sub bab sebuah buku, atau mungkin catatan-catatan kuliah.

                Membaca ekstensif lebih ditujukan untuk membaca secara komprehensif dengan cakupan bahan bacaan yang lebih luas. Jenis membaca ini dipergunakan untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya dari beragam bacaan dengan cepat. Membaca ekstensif bukan untuk kepentingan pendalaman informasi, melainkan untuk perluasan informasi. Contoh bahan bacaan membaca ekstensi misalnya: surat kabar, majalah, bulletin, buku-buku kerajinan/keterampilan, buku-buku resep, dan sejenisnya.
           

Artikel Terkait

Previous
Next Post »