MEMBACA
Sebagaimana menyimak, membaca juga
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Bila dalam menyimak kita membutuhkan indera
pendengaran yang baik maka dalam membaca kita membutuhkan indera penglihatan
yang baik.
Keterampilan membaca
diklasifikasi menjadi membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca intensif adalah kegiatan
membaca yang dilakukan secara cermat untuk memperoleh pemahaman terhadap teks
bacaan secara tepat dan akurat. Tingkat pemahaman pada membaca intesif
dikelompokkan ke dalam (1) membaca literal, (2) membaca interpretasi, (3)
membaca kritis, dan (4) membaca kreatif.
(1)
Membaca literal
merupakan kemampuan memahami yang paling sederhana atau paling dasar karena
hanya memelukan sedikit kegiatan berpikir. Kemampuan ini merupakan kemampuan
menemukan makna kata dan makna kalimat yang terdapat dalam konteks secara
langsung . Dengan kata lain, pemahaman literal disebut juga pemahaman terhadap
makna tersurat.
(2)
Membaca interpretasi memerlukan keterampilan berpikir yang lebih
tinggi di bandingkan tingkat pemahaman literal. Pembaca yang memiliki pemahaman
interpretasi memiliki kemampuan mengidentifikasi gagasan dan makna yang tidak
secara eksplisit dinyatakan dalam teks. Untuk dapat menemukan makna yang
implisit (tersirat) ini, keterampilan berpikir pembaca meliputi kemampuan
menggeneralisasi, menentukan hubungan sebab akibat, mengidentifikasi
motif-motif, menemukan hubungan antarbagian teks, memprediksi kesimpulan, dan
membuat perbandingan.
(3)
Membaca kritis adalah
keterampilan membaca yang dimiliki oleh pembaca yang tidak hanya mampu memaknai
bacaan secara literal dan menginterpretasikannya. Pembaca pada kategori ini
juga mampu menilai apa yang dibacanya. Pembaca kritis mampu menilai secara
kritis gagasan-gagasan yang disampaikan penulis dan juga kesahihan data yang
tertuang dalam bacaan.
(4)
membaca kreatif
merupakan keterampilan membaca yang berada pada tingkat paling tinggi. Di
samping memiliki kemampuan membaca literal, interpretasi, dan kemampuan
berpikir kritis, pembaca
kategori ini mampu
menerapkan menerapkan gagasan-gagasan
yang terdapat pada teks atau bacaan_ke situasi baru; mengombinasikan gagasan
yang dimiliki pembaca dengan gagasan dalam teks; dan mampu memperluas konsep-konsep
yang terdapat dalam teks yang dibacanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
pembaca kreatif berusaha secara kreatif menciptakan sesuatu yang baru
berdasarkan gagasan-gagasan yang ada dalam teks.
Teknik Membaca Intensif
Untuk memperoleh kemampuan membaca
intensif dapat digunakan teknik:
Ø SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, dan Review). Tambulon menggunakan istilah dalam bahasa
Indonesia yaitu Surtabaku (Survey,
Tanya, Baca, Katakan, dan Ulang).
Ø KWLH (Know, Want, Learned, dan
How)
Know adalah pengetahuan yang dimiliki dan
sesuai dengan toipik yang dibaca (schemata).
Want adalah
keinginan atau keperluan. Gagasan, topik, atau hal-hal apa yang diperlukan atau
ingin diketahui.
Learn(ed)
adalah membaca dan memahami pembahasan sesuai dengan
topik atau ide-ide yang diperlukan.
How adalah
bagaimana pembaca mengontrol hasil baca. Apakah masih ada informasi tambahan
yang diperlukan.
Ø CATU (Cari,
Tulis-kembali, dan Uji)
Teknik ini lebih cocok digunakan untuk membaca karya-karya ilmiah
yang lebih pendek mengenai suatu topik tertentu, misalnya pada artikel-artikel
ilmiah, bab-bab atau sub-sub bab sebuah buku, atau mungkin catatan-catatan
kuliah.
Membaca ekstensif lebih
ditujukan untuk membaca secara komprehensif dengan cakupan bahan bacaan yang
lebih luas. Jenis membaca ini dipergunakan untuk mengakses informasi
sebanyak-banyaknya dari beragam bacaan dengan cepat. Membaca ekstensif bukan
untuk kepentingan pendalaman
informasi, melainkan untuk perluasan
informasi. Contoh bahan bacaan membaca ekstensi misalnya: surat kabar, majalah,
bulletin, buku-buku kerajinan/keterampilan, buku-buku resep, dan sejenisnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon